Selasa, 11 November 2014

FROZEN Part 1

Film animasi ini bersetting kerajaan, jadi bukan film zaman modern. Kisah klasik tentang para putri dan pangeran. Sesuai dengan judulnya, film ini akan memaksimalkan suasana beku alias bersalju. Adegan pembukanya saja berupa nyanyian penyemangat bagi para penambang es batu di pegunungan utara. Es batu ditambang? Iyalah, kan ceritanya belum ada kulkas. Es-es besar digergaji membentuk balok panjang, persis seperti es batu yang dijual di pasaran. Lalu mereka mengangkut es-es batu itu ke kota, menggunakan kereta luncur salju yang ditarik oleh sepasang moose (sejenis rusa kutub bertanduk lebar). Di kelompok para tukang es itu, ada seorang anak lelaki kecil, yang mencoba meniru para orang dewasa menambang es. Dengan segala usaha, akhirnya ia pun mendapatkan sebongkah kecil es, yang ia naikkan ke kereta kecilnya, yang ditarik oleh seekor moose yang masih kecil pula. Mengapa harus ada anak kecil di sana? Karena anak itulah yang akan menjadi pendamping tokoh utama.

Sementara itu, di belahan selatan, di tempat yang sedikit lebih hangat, di sebuah kerajaan, dua orang putri, kakak beradik, Elsa si sulung dan Anna si bungsu, sedang menikmati hangatnya pelukan malam. Rembulan yang bersinar terang membuat Anna bersemangat dan tak bisa tidur. Dengan mengendap-endap, ia menyelinap ke kamar kakaknya dan membangunkannya. Ia ingin bermain saat itu juga. Elsa yang mengantuk menolak ajakan itu. Akan tetapi, Anna merayunya dengan sesuatu yang jelas tidak akan ditolak oleh kakaknya: membuat boneka salju. Ternyata, Elsa memiliki kekuatan super, yaitu bisa menciptakan es dari tangannya. Mereka bermain dengan riang gembira, hingga Elsa yang belum terlalu mahir mengendalikan kekuatannya, salah membidik dan mengenai dahi adiknya. Anna seketika jatuh pingsan. Tubuhnya membeku. Elsa dengan panic berteriak memanggil orang tuanya.

Dengan bergegas, raja, ratu dan Elsa membawa Anna ke tempat yang bisa mengobatinya. Sepanjang jalan yang dilalui oleh kereta mereka, berubah membeku. Anak kecil di tambang es tadi, penasaran dan membuntuti kereta raja. Kereta itu sampai di sebuah lapangan terbuka, dimana banyak batu kehijauan terhampar di sana. Begitu raja mengucap bahwa ia membutuhkan bantuan, seketika batu-batu hijau itu berubah menjadi troll kerdil yang baik hati. Tetua Troll mengobati Anna. Ia mengatakan Anna beruntung tidak diserang di bagian hati, jadi bisa disembuhkan. Sedangkan untuk Elsa, troll itu menasehati agar berhati-hati, karena emosi yang tidak terkendali, ketakutan yang tidak terkendali, akan memperbesar kekuatan itu. Dibalik batu besar agak jauh dari tempat mereka, anak kecil itu mengintip dan terkejut. Lebih terkejut lagi karena ternyata batu yang ia gunakan untuk bersembunyi juga troll yang menyamar. Troll itu menyukainya dan berniat untuk mengadopsinya.

Sejak saat itu, Elsa memilih untuk tak lagi bermain dengan adiknya. Ia mengurung diri di kamar, belajar mengendalikan emosi, belajar mengendalikan kekuatan, dan selalu memakai sarung tangan, agar apapun yang ia sentuh tak membeku. Anna hanya mengingat, sejak saat itu ia kehilangan sosok kakaknya. Terlebih, saat ayah dan ibunya pergi melawat ke luar negeri dan tak pernah kembali karena kapal yang mereka tumpangi karam di lautan, Anna semakin kesepian. Setiap hari, ia menggoda kakaknya dengan lagu ajakan untuk membuat boneka salju, namun kakaknya tak bergeming, tetap tak merespon ajakannya.

Hingga suatu hari, tibalah saatnya penobatan Elsa untuk menjadi ratu menggantikan orang tuanya. Anna begitu gembira, karena kelambu kerajaan di buka, dan banyak orang di istana. Ia bernyanyi dengan riang gembira, menyadari banyak kejutan yang ia baru ketahui. Ia berharap dapat bertemu dengan orang yang baik, yang bisa ia cintai dan yang mencintainya, yang akan memberinya hidup yang lebih berwarna.

Ada dua orang yang punya rencana jahat untuk menggulingkan Elsa, sementara rakyat bersemangat menanti ratu baru mereka. Kedua orang itu sedang mencari-cari kesalahan yang mungkin dimiliki oleh sang calon ratu. Padahal, Elsa sendiri sedang ketakutan menghadapi acara penobatannya.

Anna yang tetap riang, berjalan-jalan di sekeliling istana. Ia menabrak seorang pengendara kuda, dan tubuhnya terjungkal ke sebuah perahu yang tertambat. Penunggang kuda itu sangat tampan. Anna pun terpesona. Pangeran itu bernama Hans, dari kerajaan sebelah. Anna mengenalkan dirinya sebagai putri dari kerajaan Arendelle. Hans pun merasa sungkan dan membungkuk. Kuda yang menahan perahu ikut membungkuk, jadilah perahu itu bergoyang dan mendekatkan keduanya. Humor khas Disney^_^.

Anna harus bergegas karena mendengar lonceng penobatan. Ia melambaikan tangan pada Hans. Hans dan kudanya membalas melambaikan tangan, perahu tak ada yang menahan, Hans pun tercebur ke sungai. Tapi ia tersenyum. Sepertinya ia tertarik kepada Anna.

Yang Anna lihat sepanjang acara penobatan hanyalah Hans yang duduk di deretan bangku depan. Sedangkan Elsa, menjalani penobatannya dengan tegang. Saat uskup agung meminta Elsa memegang tongkatnya sebagai symbol penerimaan jabatan, ia meminta Elsa untuk melepas sarung tangannya. Dengan gemetar, Elsa pun mengambil tongkat dan bola dengan tangan terbuka. Ucapan penobatan seolah begitu lama bagi Elsa. Tongkat dan bola emas di tangannya mulai membeku. Begitu pemberkatan selesai, buru-buru ia mengembalikan kedua benda itu dan langsung memakai sarung tangannya. Bagi Anna, tindakan Elsa itu hanyalah karena ia tidak suka kotor. Maklum, saat kecelakaan dulu ingatannya telah dihapus oleh troll.

Setelah upacara penobatan, giliran sambutan pesta bagi para tamu. Lord Weselton, orang yang berniat buruk, maju ke depan menghadap Elsa. Elsa berdiri berdampingan dengan Anna. Mereka bersikap kikuk karena sekian tahun baru berjumpa. Tapi sifat kanak-kanak mereka tetaplah ada. Lord Weselton mengajak Elsa untuk berdansa, tapi Elsa menampiknya dengan halus. Ia malah mengajukan Anna untuk menggantikannya. Lord Weselton berdansa dengan sangat energic, hingga kaki Anna harus berulang kali terinjak. Yang lucu, rambut bagian depannya yang palsu akan menyibak jika ia menunduk. Berulang kali Anna dan Elsa menertawakan hal itu. Sampai, sesi dansa yang mengkhawatirkan itu berakhir. Anna senang sekali kakaknya telah kembali ke hadapannya. Ia mengungkapkan keinginannya untuk bisa terus seperti itu. Akan tetapi, meski Elsa juga menginginkannya, Elsa mengelak mengatakan yang sebenarnya. Hal itu membuat Anna sedih, dan meninggalkan kakaknya, menuju kerumunan dansa. Seseorang menyenggolnya dengan keras. Ia hampir saja jatuh jika tak ada yang menangkapnya. Hans!

Anna senang sekali bertemu Hans lagi. Mereka berdansa, dan berakhir dengan mojok di balkon berdua. Anna curhat tentang kakaknya, Hans curhat tentang keluarganya. Berlanjut dengan lagu ungkapan cinta. Di akhir lagu itu, mereka berdua memutuskan untuk menikah, dan meminta restu dari Elsa. Dengan bergegas, Anna dan Hans menyibakkan kerumunan orang, menuju Elsa yang sedang mengobrol dengan Lord Weselton. Elsa menolak permintaan Anna atas restunya. Anna pun sewot, mengolok-olok Elsa yang lebih memilih menjauhi semua orang. Tanpa sengaja, Anna menarik sarung tangan kakaknya. Elsa memilih untuk kembali ke kamarnya dan membubarkan pesta. Tapi Anna tetap ngotot, dan hal itu memancing emosi Elsa. Muncul lah pagar es yang runcing di depan Anna ketika Elsa membentaknya. Semua orang di ruangan itu terkejut. Moment itu tak disia-siakan oleh Lord Weselton, yang langsung menjelek-jelekkan Elsa dan mengatainya monster.

Elsa terjebak oleh ketakutannya sendiri. Ia berlari ke luar istana, di sambut rakyat yang menantikannya. Tapi rakyat bingung, karena ratu mereka terlihat linglung. Elsa yang kalut, menyentuh kolam air mancur yang seketika itu berubah menjadi patung es yang menakjubkan. Bukan keindahan yang terlihat di mata rakyat, tapi ketakutan. Pengawal Lord Weselton mengejarnya. Ia pun terus berlari ke pegunungan utara. Anna yang sadar akan kesalahannya, mengejar kakaknya.

Namun tak ada yang bisa mengejarnya. Karena Elsa menyeberangi lautan, dengan berjalan kaki. Setiap jengkal yang ia pijak berubah menjadi es. Elsa sudah jauh ke pegunungan utara, ketika selulur kerajaan  tertutup salju dan membeku. Lord Weselton menyalahkan semua itu pada kutukan Elsa. Anna yang mendengarnya, membela kakaknya. Ia berniat mengejar kakaknya sendirian, karena ia yakin Elsa tak akan pernah melukainya. Tak lupa, ia menitipkan kepemimpinan kerajaan pada Hans.

Sementara itu, Elsa yang telah sampai di pegunungan utara yang memang bersalju, merasa merdeka karena ia akhirnya sendirian. Tak perlu lagi ada orang yang harus ia lindungi dari kekuatannya. Dan mengalunlah lagu Let It Go – nya Idina Menzel yang indah. Elsa menikmati kemerdekaannya, sambil membangun istananya sendiri. Sebuah istana es yang menakjubkan, buah karya kekuatan magisnya.

RIO (Film Animasi Angry Bird) part 1

Ini film bagian pertama, karena film ini ada sekuelnya. Entah akan dibuat jadi berapa kelanjutan setelah Rio 2. Sesuai dengan judulnya, film ini bersetting di Rio De Janeiro, Brazil. Film adaptasi dari game Angry Bird Rio ini berkisah tentang dua ekor burung macaw biru yang langka, yang menurut film tinggal sepasang di dunia. Sebuah insiden mengharuskan mereka terikat bersama dan mengalami petualangan yang mendebarkan. Mau tahu kisahnya seperti apa? Check itu out!

Adegan dimulai dengan tarian indah para burung di hutan hujan Brazil. Mereka menari, menyanyi, mensyukuri karunia ilahi. Para induk berbahagia menjaga telur mereka. Burung indah berwarna-warni membentuk formasi. Namun, kesenangan itu berubah menjadi bencana, manakala para pemburu yang kejam dan tidak bertanggung jawab, menangkap mereka semua, termasuk tokoh utama kita yang kala itu masih kecil.

Adegan berpindah pada pesawat penyelundup yang mengangkut burung-burung itu, hingga di tempat yang berbeda, di Minnesotta yang dingin bersalju, sebuah truk melaju terburu-buru. Sopirnya tak melihat lampu merah yang menyala, karena tertutup burung kecil yang mencoba mencari kehangatan di sana. Saking kagetnya, sopir itu banting stir. Bak truk sedikit terbuka dan menjatuhkan kotak berisi burung macaw biru di dalamnya.

Seorang gadis kecil berkacamata, Linda namanya, menemukan kotak itu. Ia mengintip ke dalamnya dan merasa iba pada burung kecil yang kedinginan di sana. Ia pun mengambilnya dan merawatnya. Ia menamai burung itu Blu.

Blu tumbuh menjadi burung dengan gaya kota. Rumahnya, rumah linda, yang juga berfungsi sebagai toko buku, sangat sesuai dengan kebiasaannya. Ia sarapan ala manusia, mandi dan gosok gigi pun ala manusia. Hidupnya menyenangkan. Segala kebutuhan sehari-hari bisa ia lakukan. Hanya satu yang terlupa, Linda tidak mengajarinya terbang.

Burung-burung liar di luar toko mengejeknya sebagai anak rumahan yang manja. Namun Blu tidak peduli. Ia bahagia dengan cara hidupnya. Hati itu, ia sarapan layaknya hari-hari biasanya. Tak disangka bahwa aka nada tamu special yang kelak mengubah hidupnya.

Seorang professor ahli burung, Dr. Tulio namanya, menyambangi toko buku milik Linda. Ia sudah menempuh jarak ribuan kilometer dari Brazil yang panas ke Minesotta yang dingin hanya untuk melihat satu-satunya macaw biru jantan yang masih tersisa. Ia berniat membawanya ke Brazil untuk dikawinkan dengan Macaw Biru betina yang ia punya, juga satu-satunya di dunia.

Awalnya Linda tidak setuju. Bahkan Blu pun ogah bepergian jauh. Tapi, demi kelangsungan hidup spesies itu, dan Blu yang terdorong untuk bisa terbang seperti burung lainnya, berangkatlah mereka ke Rio De Janeiro, Brazil. Linda dan Blu menikmati jalanan Brazil yang semarak karena persiapan karnaval tahunan. Jalanan dipenuhi orang-orang yang mengenakan kostum unik berwarna-warni. Semua orang boleh mengikuti karnaval itu. Blu sendiri berkenalan dengan burung asli, seekor burung gendut dengan kepala merah (cardinal ya?) dan seekor burung kuning kecil (kepodang kah?)

Awalnya, burung-burung itu mengira Blu sedang ditangkap. Tapi, ketika Blu bercerita bahwa ia akan dipertemukan dengan burung betina, ia pun mendapat pelajaran berharga tentang cara merayu wanita a la Brazil. Setelah tiba di tempat konservasi, Linda menyadari bahwa tindakannya benar, karena di sana Tulio merawat banyak burung terlantar yang sebagian besar diambil dari para penyelundup. Blue melihat seekor kakak tua putih yang kondisi tubuhnya sungguh memprihatinkan. Akan tetapi, saat Blu menyapanya, kakak tua itu malah mendelik marah kepadanya. Blu jadi merasa khawatir namun tidak memikirkan hal buruk apapun.

Linda meminta ditunjukkan di mana Blue Macaw betina yang rencananya akan dijodohkan dengan Blu berada. Seorang petugas menunjukkan apa yang sudah dilakukan burung betina itu kepadanya. Sebuah cakaran besar menghiasi pipi petugas itu. Blue jadi khawatir dan tanpa sengaja berteriak. Tulio pun berusaha menenangkannya.

Blu di masukkan ke kandang Macaw Biru betina yang bernama Jewel. Rambutnya dijambul untuk menarik perhatian. Tapi, begitu melihat bayangan dirinya di dinding baja, blu merasa tidak pantas dan merapihkannya kembali. Ia mulai berjalan-jalan di sekitar sangkar yang ditata semirip mungkin dengan habitat aslinya. Blu memanggil-manggil Jewel tapi tak ada sahutan. Ketika tiba-tiba Jewel melayang turun dengan cantiknya, Blu terpesona, hanya sekejab karena Jewel langsung memiting lehernya. Blu sesak nafas dan Jewel tahu ia harus dilepaskan. Setelah akhirnya Blu lepas, mereka pun berkenalan dan langsung saling mengejek sebagai burung liar dan burung piaraan.

Linda dan Tulio yang melihat dari monitor, memutarkan lagu nya Lionel Richie yang romantic untuk kedua burung itu, berharap mereka cepat akur. Sambil menunggu prose salami perkawinan burung itu, Tulio mengajak Linda makan malam di sebuah restoran yang menyajikan hati ayam. Awalnya Linda ragu meninggalkan Blu sendirian, namun Blu meyakinkan Linda bahwa semuanya akan baik-baik saja karena Blu dijaga petugas terbaik.

Ternyata, kakak tua putih itu adalah agen seorang penyelundup. Saat semua pintus sudah dikunci, ia membuat kegaduhan hingga membuat penjaga mencari sumbernya. Begitu melihat kakak tua putih itu di lantai, penjaga itu pun memungutnya, tanpa tahu bahwa kakak tua itu memegang kain yang sudah disiram obat bius. Penjaga itu pun akhirnya pingsan, dan sebuah tangan terlihat menangkap Blu dan Jewel. Tulio yang sedang meniup-niup sate hati ayam, dikagetkan oleh dering teleponnya yang mengabarkan hilangnya kedua burung kesayangannya.