Selasa, 11 November 2014

RIO (Film Animasi Angry Bird) part 1

Ini film bagian pertama, karena film ini ada sekuelnya. Entah akan dibuat jadi berapa kelanjutan setelah Rio 2. Sesuai dengan judulnya, film ini bersetting di Rio De Janeiro, Brazil. Film adaptasi dari game Angry Bird Rio ini berkisah tentang dua ekor burung macaw biru yang langka, yang menurut film tinggal sepasang di dunia. Sebuah insiden mengharuskan mereka terikat bersama dan mengalami petualangan yang mendebarkan. Mau tahu kisahnya seperti apa? Check itu out!

Adegan dimulai dengan tarian indah para burung di hutan hujan Brazil. Mereka menari, menyanyi, mensyukuri karunia ilahi. Para induk berbahagia menjaga telur mereka. Burung indah berwarna-warni membentuk formasi. Namun, kesenangan itu berubah menjadi bencana, manakala para pemburu yang kejam dan tidak bertanggung jawab, menangkap mereka semua, termasuk tokoh utama kita yang kala itu masih kecil.

Adegan berpindah pada pesawat penyelundup yang mengangkut burung-burung itu, hingga di tempat yang berbeda, di Minnesotta yang dingin bersalju, sebuah truk melaju terburu-buru. Sopirnya tak melihat lampu merah yang menyala, karena tertutup burung kecil yang mencoba mencari kehangatan di sana. Saking kagetnya, sopir itu banting stir. Bak truk sedikit terbuka dan menjatuhkan kotak berisi burung macaw biru di dalamnya.

Seorang gadis kecil berkacamata, Linda namanya, menemukan kotak itu. Ia mengintip ke dalamnya dan merasa iba pada burung kecil yang kedinginan di sana. Ia pun mengambilnya dan merawatnya. Ia menamai burung itu Blu.

Blu tumbuh menjadi burung dengan gaya kota. Rumahnya, rumah linda, yang juga berfungsi sebagai toko buku, sangat sesuai dengan kebiasaannya. Ia sarapan ala manusia, mandi dan gosok gigi pun ala manusia. Hidupnya menyenangkan. Segala kebutuhan sehari-hari bisa ia lakukan. Hanya satu yang terlupa, Linda tidak mengajarinya terbang.

Burung-burung liar di luar toko mengejeknya sebagai anak rumahan yang manja. Namun Blu tidak peduli. Ia bahagia dengan cara hidupnya. Hati itu, ia sarapan layaknya hari-hari biasanya. Tak disangka bahwa aka nada tamu special yang kelak mengubah hidupnya.

Seorang professor ahli burung, Dr. Tulio namanya, menyambangi toko buku milik Linda. Ia sudah menempuh jarak ribuan kilometer dari Brazil yang panas ke Minesotta yang dingin hanya untuk melihat satu-satunya macaw biru jantan yang masih tersisa. Ia berniat membawanya ke Brazil untuk dikawinkan dengan Macaw Biru betina yang ia punya, juga satu-satunya di dunia.

Awalnya Linda tidak setuju. Bahkan Blu pun ogah bepergian jauh. Tapi, demi kelangsungan hidup spesies itu, dan Blu yang terdorong untuk bisa terbang seperti burung lainnya, berangkatlah mereka ke Rio De Janeiro, Brazil. Linda dan Blu menikmati jalanan Brazil yang semarak karena persiapan karnaval tahunan. Jalanan dipenuhi orang-orang yang mengenakan kostum unik berwarna-warni. Semua orang boleh mengikuti karnaval itu. Blu sendiri berkenalan dengan burung asli, seekor burung gendut dengan kepala merah (cardinal ya?) dan seekor burung kuning kecil (kepodang kah?)

Awalnya, burung-burung itu mengira Blu sedang ditangkap. Tapi, ketika Blu bercerita bahwa ia akan dipertemukan dengan burung betina, ia pun mendapat pelajaran berharga tentang cara merayu wanita a la Brazil. Setelah tiba di tempat konservasi, Linda menyadari bahwa tindakannya benar, karena di sana Tulio merawat banyak burung terlantar yang sebagian besar diambil dari para penyelundup. Blue melihat seekor kakak tua putih yang kondisi tubuhnya sungguh memprihatinkan. Akan tetapi, saat Blu menyapanya, kakak tua itu malah mendelik marah kepadanya. Blu jadi merasa khawatir namun tidak memikirkan hal buruk apapun.

Linda meminta ditunjukkan di mana Blue Macaw betina yang rencananya akan dijodohkan dengan Blu berada. Seorang petugas menunjukkan apa yang sudah dilakukan burung betina itu kepadanya. Sebuah cakaran besar menghiasi pipi petugas itu. Blue jadi khawatir dan tanpa sengaja berteriak. Tulio pun berusaha menenangkannya.

Blu di masukkan ke kandang Macaw Biru betina yang bernama Jewel. Rambutnya dijambul untuk menarik perhatian. Tapi, begitu melihat bayangan dirinya di dinding baja, blu merasa tidak pantas dan merapihkannya kembali. Ia mulai berjalan-jalan di sekitar sangkar yang ditata semirip mungkin dengan habitat aslinya. Blu memanggil-manggil Jewel tapi tak ada sahutan. Ketika tiba-tiba Jewel melayang turun dengan cantiknya, Blu terpesona, hanya sekejab karena Jewel langsung memiting lehernya. Blu sesak nafas dan Jewel tahu ia harus dilepaskan. Setelah akhirnya Blu lepas, mereka pun berkenalan dan langsung saling mengejek sebagai burung liar dan burung piaraan.

Linda dan Tulio yang melihat dari monitor, memutarkan lagu nya Lionel Richie yang romantic untuk kedua burung itu, berharap mereka cepat akur. Sambil menunggu prose salami perkawinan burung itu, Tulio mengajak Linda makan malam di sebuah restoran yang menyajikan hati ayam. Awalnya Linda ragu meninggalkan Blu sendirian, namun Blu meyakinkan Linda bahwa semuanya akan baik-baik saja karena Blu dijaga petugas terbaik.

Ternyata, kakak tua putih itu adalah agen seorang penyelundup. Saat semua pintus sudah dikunci, ia membuat kegaduhan hingga membuat penjaga mencari sumbernya. Begitu melihat kakak tua putih itu di lantai, penjaga itu pun memungutnya, tanpa tahu bahwa kakak tua itu memegang kain yang sudah disiram obat bius. Penjaga itu pun akhirnya pingsan, dan sebuah tangan terlihat menangkap Blu dan Jewel. Tulio yang sedang meniup-niup sate hati ayam, dikagetkan oleh dering teleponnya yang mengabarkan hilangnya kedua burung kesayangannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar