Tawa Han Pan Ro dan Kim Jung Chul menyisakan pedih pada RaEl. Sekelebat ingatan masa lalu Ra El yang menyaksikan ayahnya disiksa oleh Kim Jung Chul dan anak buahnya demi sebuah tanda tangan. RaEl mencengkeram pembatas jalan kuat-kuat seolah hendak menghempaskan ingatan menyakitkan itu. Darah mengucur deras dari telapak tangannya yang menggores besi pembatas jalan. Begitu rombongan Han PanRo sidak fasulitas hasil donasi, para wali murid pun diperbolehkan masuk mengantar anak-anak mereka. Masih penuh dengan benci dan dendam, RaEl membasuh tangannya di kamar mandi, dan keluar dengan anggun dan memberi salam sekedarnya pada CEO Kang saat mata mereka bersirobok. Sudah mulai bisa menarik benang merah kan, mengapa CEO Kang dan RaEl terlibat skandal? Bagiamana prosesnya, itu yang bikin penasaran.
Di tempat lain yang penuh buku dan banyak wartawan, anggota dewan nasional termuda, Seo Eun Pyung sedang mengadakan peluncuran sekaligus bedah buku hasil karyanya. Poin utama bahasannya adalah bahwa ia telah merelakan impian terbesarnya untuk meraih impian yang lebih besar lagi. Setelah acara selesai, ia langsung pulang ke apartemennya. Di sana sudah menunggu kurir paket yang menyerahkan sebuah paket dari Amerika. Saat dibuka, isinya bergulung-gulung uang dolar, dengan kartu ucapan terima kasih, yang pengirimnya tak lain dan tak bukan adalah Lee Ra El. Widiiihhh apa nih hububgan mereka?
Ternyata, tiga belas tahun lalu, Dewan Seo bertemu RaEl remaja yang kebingungan, ketakutan, dan membutuhkan pertolongan. Kala itu Dewan Seo masih seorang pengacara kemanusiaan sekaligus anggota intelijen negara yang idealis. Ia mengusahakan beasiswa dari asosiasi pengacara kepada RaEl, dan membantunya mengurus dokumen kepindahan alias melarikan diri ke Amerika. Mengantar RaEl ke bandara, Dewan Seo mengatakan bahwa ia sudah menutup firma hukumnya. Ia ingin meraih tujuan yang lebih tinggi, yaitu berkuasa. Karena dengan berkuasa, ia akan lebih bisa membantu orang-orang yang tak berdaya. RaEl mengucapkan terima kasih kepada Dewan Seo. Ia berjanji akan membalas kebaikannya (membayar jasanya), dan ia bersumpah, bahwa kelak ia akan membalas keluarga Han dan orang sekitarnya dengan lebih pedih lagi. Sambil menengok ke acara tv yang menayangkan kesuksesan LY Group, ia memastikan bahwa jika kelak seluruh penderitaan keluarga Han menjadi pusat perhatian, maka ingatlah tentang dirinya. RaEl pun berangkat ke Amerika, memutuskan semua hubungan dengan Korea. Tak lama, ibunya yang di Rumah Sakit pun dikabarkan menghilang tanpa jejak.
Kembali ke masa kini. RaEl dewasa sedang berendam di kolam relaksasi. Taburan kelopak mawar merah memenuhi kolam. Terlihat punggungnya berhiaskan tattoo serumpun bunga mawar. Mengapa ditunjukkan detail tattoo itu?
Flashback kembali, ayah RaEl sedang menyerahkan stempel nama, surat saham, dsb pada RaEl. Ibunya khawatir, namun ayah RaEl tahu, jika sesuatu terjadi pada dirinya, yang akan dicari duluan adalah istrinya. Tak akan ada yang mencurigai jika saham itu ia berikan pada RaEl. Ia tahu akan dituduh menjadi mata-mata industri. Tapi demi para anak buahnya yang setia, ia harus tetap diam meski disiksa di depan anak istrinya. Anak buah Han Pan Ro, Kim Jung Chul yang saat itu adalah anggota BIN, memaksa ayah RaEl untuk menandatangani berkas pengalihan kepemilikan perusahaan semikonduktor miliknya untuk digabung ke LY Group. Saat ayah RaEl pingsan karena siksaan, RaEl mendekatinya untuk menyelimutinya, namun dihalangi oleh Kim Jung Chul. RaEl bahkan ikut dibully. Ra El melawan dengan mendorong dan menggigit hingga membuat Kim Jung Chul kesal, mengancam RaEl jika ayahnya tak mau tanda tangan maka akan dibunuh dan melempar RaEl hingga terpental ke dinding. Ibunya juga pingsan saat itu. Tak lama, adegan menunjukkan RaEl dan ibunya membuka penutup jenazah ayahnya di kamar mayat. Mereka menjerit dan menangis histeris. Kim Jung Chul melapor pada Han Pan Ro bahwa ia telah 'menyelesaikan' ayahnya RaEl.
Karena pingsan, ibu RaEl dirawat di rumah sakit. RaEl sendiria. Di rumahnya, mencari informasi segala sesuatu tentang LY Group lewat internet. Tiba-tiba ia mendengar keributan di lantai bawah. Ia pun turun untuk memeriksa. Ternyata, anak buah Han Pan Ro menggeledah rumahnya untuk mencari stempel (perusahaan?). Begitu melihat RaEl, mereka tercetus ide untuk memanfaatkannya, RaEl hendak ditangkap tapi memberontak hingga terjatuh menimpa meja kaca yang langsung pecah berantakan melukai sekujur punggungnya. Itulah sebabnya bekas luka itu harus ditutup dengan tattoo serumpun bunga mawar.
Nyatanya, tak ada yang kebetulan sejak adegan awal. Semua telah direncanakan matang-matang oleh RaEl, hingga ke detail sekecil apapun, demi membalaskan dendamnya. Ia mempelajari satu demi satu kebiasaan dan karakter (kuat lemahnya) setiap anggota keluarga Han beserta anak buahnya. Penutup episode 1 menyuguhkan fakta bahwa ia sengaja menarget CEO Kang sebagai alat balas dendamnya.
RaEl sengaja memanfaatkan moment anaknya masuk TK bersamaan dengan anak CEO Kang. Ia sengaja menyuguhkan Tango karena tahu CEO Kang tertarik dengan itu. Ia sengaja berdandan dan bersikap mempesona, berlawanan jauh dari Han So Ra, juga untuk memikatnya. Ia sengaja melewatinya dengan sangat dekat, bahkan menyenggol pundaknya saat melewatinya keluar gedung untuk menyambut suaminya. Ia sengaja menjatuhkan gelangnya di belakang CEO Kang agar dipungut, dan ditujukan untuk dikembalikan kepadanya sebagai sarana berkomunikasi langsung. Ia sengaja mengajak suaminya bercinta di ruang ganti dan tidak menutupintu rapat-rapat karena ia tahu akan diikuti oleh CEO Kang dengan alasan gelang itu. Ia tahu ia sudah menarik perhatian dari cara CEO Kang menatapnya. Karena itu ia melanjutkan rencananya. Kalimat terakhir di penghujung episode ini disampaikan oleh RaEl : 'Kehidupan orang-orang berkedudukan tinggi seperti kalian terlalu jauh untuk kujangkau. Kunci mendekati kalian adalah dari hati. Begitu kalian menggenggam tanganku ini, aku akan menyeret kalian semua ke dalam api yang membakarku'. RaEl telah menyelidiki hubungan 'dingin' CEO Kang dan istrinya, maka ia memilih CEO Kang untuk 'digelitik' hatinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar