Senin, 07 April 2014

The Great Gatsby Part 1

Film ini sebenarnya remake film lama. Kalau nonton film ini, awalnya memang agak menjemukan, karena dialognya juga tidak terlalu nyaman untuk diperhatikan. Akan tetapi, kisahnya sungguh waw. Apalagi endingnya, sangat tidak terduga. Kecuali, bagi yang sudah nonton film ini versi lama, atau sudah baca novelnya. Karena, film ini memang berdasarkan kisah dalam novel berjudul sama karya F. Scott Fitzgerald. 


Adegan pembuka dimulai dengan narasi tokoh pembantu, teman tokoh utama. Di sebuah sanatorium, Nick Carraway (diperankan oleh Tobey Maguire, si Spiderman), seorang penulis, lulusan Universitas Yale, veteran perang dunia I, sedang berkonsultasi dengan dokter Walter Perkins (diperankan oleh Jack Thompson). Nick menderita ketergantungan alcohol dan depresi. Ia merasa muak pada dunia, dan jijik pada semua orang. Hanya satu orang yang membuatnya respect, yaitu Gatsby, tetangganya. Nick bercerita sambil menerawang masa lalunya, di pinggir jendela yang berhiaskan hujan salju yang lebat. Dokter Perkins menyadari bahwa Nick punya kemampuan untuk menulis. Ia pun menyarankan agar menulis segala yang dirasakannya, agar mengurangi beban di hatinya. Nick pun mulai menulis, kisah tentang tetangganya, Gatzby, yang sekaligus adalah temannya.


Cerita Nick dimulai tahun 1922, saat ia masih bersemangat menjalani hidup. Ia ingin berhenti menulis, dan hendak memperbaiki kehidupannya, menjadi seorang pialang saham. Karena, pada saat itu, Wallstreet sedang jaya-jayanya. Maka, ia pun memutuskan untuk memulai hidup baru di New York, meninggalkan kota lamanya, U.S. Midwest. Sambil mencari pekerjaan, ia menyewa sebuah rumah di Long Island, di desa West Egg. Sebuah rumah mungil diantara rerimbunan pepohonan besar. Tempat itu seperti dunia dongeng. Hijau di mana-mana, dan dikelilingi oleh beberapa istana, alias mansion mewah milik para tetangganya. Rumah sewaannya bersebelahan dengan mansion yang paling mewah, milik Jay Gatsby (Leonardo Di Caprio), seorang businessman yang misterius, karena sering mengadakan pesta besar-besaran untuk seluruh penduduk kota, tapi tidak pernah ada yang tahu siapa tuan rumahnya. Nick sering merasa, ia diperhatikan oleh seseorang dari mansion itu.



Suatu hari, hidup Nick berubah drastis. Dari seseorang yang sederhana, jadi seseorang yang terlibat banyak konflik. Semua itu dimulai oleh sebuah undangan makan malam. Sepupunya, Daisy (Carey Mulligan), menikah dengan keturunan orang terkaya di Amerika, Tom Buchanan (Joel Edgerton) yang notabene kawan kuliahnya dulu. Tom adalah atlit baseball, dan selalu juara. Ia dan istrinya tinggal di sebuah istana yang juga super indah, dengan taman yang ditata sangat cantik. Letaknya berseberangan dengan rumah mungil Nick. Ternyata, undangan makan malam itu menyimpan udang di balik batu. Daisy ingin menjodohkan Nick dengan temannya, Jordan Baker (Elizabeth Debicki), seorang wanita yang juga sinis menghadapi dunia, sekaligus kepo dengan lingkungan sekitarnya. Adegan pertemuan ke empat orang itu agak teatrikal. Konyol menurutku. Tapi manis juga sih. Nick menyadari bahwa sepupunya memang cantik, berkepribadian hangat dan menyenangkan. Tapi, ada aura kegelisahan menghiasi wajahnya. Tom sedang menerima telepon dari sebuah bengkel di New York saat Nick tiba di sana.
Makan malam berlangsung agak canggung ketika Nick bercerita tentang Gatsby, tetangganya. Semua orang mengenal Gatsby. Hanya saja, tak ada yang pernah tahu seperti apa orangnya. Nick saja belum pernah meihatnya. Lebih canggung lagi ketika telepon di rumah itu berbunyi. Semua kecuali Nick, tahu siapa peneleponnya. Orang dari bengkel. Jordan melihat rasa penasaran di mata Nick, langsung menceritakan tentang perselingkuhan Tom dengan istri pemilik bengkel.



Keesokan harinya, setelah makan malam yang aneh itu, Nick menerima undangan Tom untuk menemaninya berjalan-jalan ke kawasan industry antara West Egg dan New York. Sebuah kawasan industry yang kumuh dan kotor. Mereka berkendara dan berhenti sebentar di sebuah bengkel milik George Wilson (Jason Clarke). Tom mempertanyakan mobilnya yang sedang dimodifikasi. Karena sudah akrab, Geoge menawari mereka minum. Saat itulah istri George, Myrtle Wilson, muncul diantara mereka. Di benak Nick, Myrtle adalah wanita yang seksi dan menggoda. Tom dan Myrtle berbisik-bisik rahasia, tanpa diketahui George, tapi Nick melihatnya. Tom meminta Myrtle ke kota, menyusul dia dan Nick yang juga akan ke kota. Tom memberinya uang untuk menyewa sebuah apartemen sementara.



Nick menunggui Tom yang sedang ber***ta dengan Myrtle. Ia resah, namun tak sanggup berbuat apa-apa. Tiba-tiba, sepupu Myrtle, Catherine (Adelaide Clements) muncul di apartement itu. Mereka hendak berpesta. Awalnya, Nick menolak untuk ikut serta. Ia merasa tidak nyaman menghianati Daisy yang merupakan sepuppunya. Tapi  Tom memaksa. Akhirnya, pesta itu tak dapat dihindarkan. Semua mabuk, menggila, bahkan hampir telanjang. Pesta itu sangat vulgar. Tom menikmatinya, karena ia sudah lama tidak bersenang-senang. Ia memperhatikan dunia di sekelilingnya, merasa asing namun akrab. Perasaan yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Pesta it uterus berlanjut hingga malam tiba. Lalu, pesta itu berakhir. Myrtle dengan serta-merta mengejek Daisy, yang tentu saja membuat Tom tak terima. Pertengkaran pun tak terelakkan. Tom memukul Myrtle hingga hidungnya berdarah. Kemeriahan itu berakhir dengan nestapa.
Aku illfeel dengan dandanan para perempuan di film ini. Retro tapi norak. Seperti para penduduk Capitol di film Hunger Games. Mungkin memang sengaja di buat lebay seperti itu.
Nick terbangun dengan perasaan aneh keesokan harinya, karena ia tiba-tiba ada di depan rumahnya, tertidur di ayunan beranda. Lebih aneh lagi, karena ia merasa tetangganya mengintip dari jendela mansionnya. Ia merasa yakin diperhatikan, karena berikutnya, ia mendapat undangan resmi untuk menghadiri pesta yang diadakan setiap malam akhir pekan di mansion itu. Padahal, setahu Nick, seluruh penduduk kota yang datang berbondong-bondong, tak ada satupun yang diundang. Hanya Nick seorang. Banyak gossip tentang Tuan Gatsby ini. Ada yang bilang ia saudara kaisar Jerman, ada yang bilang ia mata-mata, pembunuh bayaran, bahkan seorang pangeran. Tak pernah ada yang tahu siapa ia sesungguhnya. Pesta itu benar-benar spektakuler. Nick sampai terpesona. Seluruh kalangan tumpah ruah di rumah super besar itu. Tua, muda, kaya, miskin, mafia, pemerintah, wartawan, artis, anak sekolah, pendeta, dan sebagainya, semua ikut berpesta. Nick menikmati kemeriahannya. Tapi, ia masih penasaran dengan Tuan Gatsby ini. Ia bertanya ke sana kemari, tak ada yang tahu. Bahkan para pelayan pun tidak tahu. Nick yang merasa sendirian di pesta itu, malu, hingga akhirnya memutuskan untuk ikut mabuk dan bersenang-senang saja. Para penari memeriahkan pesta itu.



Kebetulan, Nick bertemu dengan Jordan di sana. Wanita yang pernah dikenalkan Daisy padanya. Jordan mengajak Nick memasuki rumah itu, untuk mencari tahu tentang Gatsby. Mereka masuk ke perpustakaan, tapi malah ketemu dengan kepala pelayan. Pelayan itu bilang bahwa Gatsby hanyalah sebuah nama samaran. Tidak pernah benar-benar ada di dunia ini. Nick malah semakin penasaran, untuk apa pesta semegah itu diadakan, kalau pemiliknya malah tidak kelihatan. Mereka melanjutkan berpesta. Untuk detailnya, saya sarankan nonton saja. Sudah mulai keren di bagian ini.
Gatsby akhirnya memunculkan diri di hadapan Nick saat Jordan direnggut paksa oleh seorang lelaki yang mengatakan bahwa wanita kaya tidak akan menikahi lelaki miskin. Gatsby meminta maaf pada Nick, karena telah menjadi tuan rumah yang tidak baik. Padahal Nick tadi sempat mengatainya bersaudara dengan setan. Gatsby pikir, sebagai tetangga, Nick sudah mengetahui siapa dirinya. Gatsby tersenyum. Senyum yang sangat manis dan menakjubkan. Bahkan Nick juga berfikir bahwa senyum itu adalah sebuah senyum yang langka. Senyum yang membahasakan pengertian dan pengenalan tingkat tinggi. Kembang api bersahut-sahutan memeriahkan pesta saat Gatsby menawari Nick untuk ikut menerbangkan pesawat hydrogen esok hari. Nick mengiyakan. Sementara itu, pelayan Gatsby mengatakan ada telepon dari Chicago. Telepon yang mencurigakan, karena ekspresi Gatsby langsung berubah. Sepertinya Jordan sudah pernah kenal dengan Gatsby. Ia membeo saat Nick mengira bahwa Gatsby adalah lelaki tua dan gemuk. Jordan sendiri tak percaya meski Gatsby pernah bercerita padanya bahwa ia kuliah di Oxford. Melalui pelayannya, Gatsby mengundang Jordan untuk mengobrol secara pribadi. Nick hanya mengawasi dari kejauhan. Pesta pun berlanjut hingga menjelang pagi.
Pesta pun usai. Para pelayan sibuk membenahi kekacauan. Beberapa orang masih teller di rumah itu. Jordan muncul menyampaikan kabar bahwa ia tahu semuanya. Tapi belum sempat bercerita, lelaki yang tadi menyeretnya sudah membawanya pulang. Gatsby meminta maaf karena menjauhkan Jordan dari Nick. Nick tersenyum maklum. Tak lupa, Gatsby mengingatkan janji mereka esok hari. Lagi-lagi, pelayan mengatakan ada telepon penting. Jordan berteriak dari mobilnya agar mereka minum teh bersama minggu depan. Nick mengiyakan. Nick pun pulang ke rumahnya lewat jalur khusus, yaitu taman belakang. Ia menengok seberntar ke jendela yang lampunya menyala. Ada Gatsby di sana, sedang menelepon, dan melambai padanya dengan senyum simpatik. Tapi begitu Nick berpaling, senyumnya langsung mengeras.


Nick dan Gatsby sering keluar bersama setelah itu. Ia juga mengunjungi pesta-pestanya lagi. Nick sadar bahwa ia tak tahu apapun tentang Gatsby. Hingga suatu hari, tiba-tiba Gatsby muncul di  rumahnya, mengendarai mobil kuning yang besar dan cantik. Ia mengajak Nick jalan-jalan. Di sepanjang jalan, Gatsby menceritakan tentang dirinya. Bahwa ia anak orang kaya, orang tuanya sudah meninggal semua, ia lahir di Amerika tapi kuliah di Oxford. Tradisi keluarga katanya. Ia pernah keliling ke seluruh Negara Eropa. Nick hampir-hampir tak percaya, karena ucapannya seperti menghafal teks. Tapi, ketika Gatsby bercerita bahwa ia pernah menjadi pahlawan perang mengalahkan tentara Jerman sendirian, Nick agak percaya, karena Gatsby mengeluarkan lencana kehormatan dan foto saat kuliah di Oxford. Mobil lain kebanyakan berjalan lambat, tapi mobil kuning itu ngebut. Mesin super, katanya. Dibuat berdasarkan pesanan. Dari jalur hijau yang asri, mereka menuju jalur industry yang abu-abu, menu ke kota. Mereka hendak makan siang di tempat langganan Gatsby.
Mobil yang mereka kendarai hampir menabrak seseorang. Seorang polisi langsung sigap mengejar dengan sepeda motor. Ketika Gatsby menunjukkan kartu namanya, polisi itu malah mundur teratur. Nick semakin bingung dengan keadaan ini. Apalagi ketika Gatsby hendak meminta tolong padanya, yang akan disampaikan Jordan sore nanti. Mereka melewati jembatan Queensborough, menuju kota New York. Katanya makan siang, mereka malah berhenti di sebuah salon. Gatsby memperkenalkan Nick pada sahabatnya, Meyer Wolfsheim (Amitabh Bachchan). Senyum simpatik lagi-lagi didapatkan oleh Nick. Alih-alih, bercukur, Gatsby mengetuk bingkai di dinding, dan muncul ruang rahasia di salon itu. Ada sebuah resto bar di sana. Para pejabat, pengusaha, berkumpul di ruangan itu. Tarian erotis menemani mereka. Nick duduk semeja dengan Gatsby dan Meyer. Tanpa sepengetahuan Nick, mereka berdua bertukar tatapan rahasia. Nick sedikit berbasa-basi dengan Meyer. Meyer mengira Nick adalah rekanan bisnis Gatsby, namun dengan spontan, Gatsby mengkonfirmasi hal itu dengan bantahan. Nick agak merasa jengah. Untungnya, Gatsby harus menelepon seseorang. Nick lebih merasa aneh lagi karena Tuan Meyer bercerita sama persis tentang Gatsby, seolah hanya mengulangi apa yang sudah Gatsby ceritakan tadi.


Gatsby sudah kembali ke tempat duduk, dan hendak membahas tentang permintaannya pada Nick di jalan tadi. Tiba-tiba, Tom Buchanan muncul. Ekspresi Gatsby langsung berubah muram. Saat diperkenalkan pun, senyumnya terkesan dipaksakan. Tom lebih tidak sopan lagi, karena ia megnacuhkan Gatsby. Nick kembali merasa ada yang aneh, karena tiba-tiba Gatsby menyingkir dari hadapannya.



Malamnya, Nick memenuhi janji untuk bertemu dengan Jordan. Begitu bertemu, Nick langsung mengkonfrontir Jordan tentang segala kecurigaannya. Jordan bercerita bahwa Gatsby meminta Nick untuk mengundang Daisy minum teh di rumahnya. Nick pun semakin kebingungan. Jordan bercerita lagi, bahwa lima tahun yang ia pernah bertemu dengan Gatsby, saat Gatsby masih di militer. Dilihat dari tatapan matanya, sepertinya Gatsby dan Daisy adalah sepasang kekasih. Gatsby dikirim perang, dan entah mengapa, meski perang telah usai, Gatsby tak jua kembali. Akhirnya, Tom melamar Daisy. Di hari pernikahan, Daisy menerima surat dari Gatsby. Hampir saja ia membatalkan pernikahan itu. Tapi keluarganya membujuknya hingga akhirnya pernikahan itu tetap terlaksana.
Tidak ada yang kebetulan setelah itu. Gatsby membeli rumah di seberang teluk, agar selalu dekat dan berhadapan langsung dengan Daisy. Pesta-pesta itu, ditujukan agar suatu saat Daisy ikut datang. Jordan meminta Nick untuk mengundang Daisy minum teh di rumahnya, tanpa mengatakan bahwa Gatsby akan ikut datang. Nick bingung. Antara mengiyakan permintaan itu, yang berarti mengajak wanita yang sudah menikah bertemu lelaki lain, atau menolaknya dan kehilangan seorang teman.


Pulangnya, Gatsby sudah menunggu di depan rumah Nick, di jalan setapak lewat taman belakang mansionnya. Mereka berbasa-basi sebentar. Nick menyampaikan kekagumannya pada mansion yang benderang seperti sedang berpesta, namun tak ada suara apa-apa. Seolah itu mengisyaratkan suasana hati pemiliknya yang sedang berbahagia. Gatsby mengajak Nick untuk berjalan-jalan lagi, padahal intinya ia ingin tahu perkembangan pertemuan Nick dan Jordan. Serta merta, Nick mengatakan bahwa ia akan dengan senang hati melakukannya. Naluri orang kaya Gatsby mengira Nick butuh bantuan financial, karenanya mau menolongnya. Tapi Nick menegaskan bahwa ia hanya hendak menolong. Gatsby pun langsung tersenyum lega. Ia berfikir jika memang Nick hendak mengundang Daisy esok lusa, maka ia perlu menata ulang rumah Nick agar terlihat lebih indah.



Keesokan harinya, Nick terbangun oleh suara para tukang yang sedang memperbaiki tamannya. Bunga-bunga ditambahi, bangku taman, air mancur, dan sebagainya. Entah kenapa aku suka rumah itu. Rumah mungil di tengah-tengah jajaran pohon pinus raksasa. Kebetulan hari itu hujan. Gatsby mengawasi penataan membawa beberapa pelayannya, dengan banyak buket bunga putih. Wajahnya kelihatan tegang dan agak bingung. Ia menenangkan diri bahwa hujan akan berhenti sore nanti. Nick hanya tersenyum dan menawarinya cupcake.
Para pelayan telah selesai mendekor ruangan. Gatsby menunggu dengan gelisah, sesekali menatap jam kayu di atas perapian. Ia salah tingkah seperti ABG yang akan berkencan pertama kali. Nick memintanya untuk sabar saat Gatsby hendak beranjak pergi. Oh, betapa ia grogi akan bertemu dengan Daisy. Gatsby sudah akan keluar begitu ia melihat sebuah mobil hitam datang. Ia mengurungkan niatnya. Nick menjemput Daisy menggunakan paying. Daisy turun dari mobi dengan gaun ungu yang sangat cantik. Ia terpesona melihat halaman rumah itu. Gatsby semakin gelisah di dalam rumah. Ia duduk, berdiri, duduk lagi, membetulkan dasi, dan sebagainya. Daisy masuk ke rumah. Ia meminta sopirnya untuk menjemputnya satu jam lagi. Daisy merapikan rambutnya sebentar di cermin yang ada di foyer depan. Begitu masuk ruang tengah, ia terperangah. Sedangkan Nick, justru merasa bersalah. Ia hanya menunggu di foyer. Tapi ekspresi Daisy yang tertangkap di telinganya bukanlah ekspresi bertemu seseorang. Benar saja, Gatsby sudah tidak ada di ruangan itu. Asli ngakak lihat bagian ini. Gatsby mengetuk pintu depan, dan muncul dalam keadaan basah kuyup. Nick kebingungan melihatnya. Ia bergegas ke ruang tengah, tak peduli lagi pada kesempurnaan penampilan yang ia jaga sebelum Daisy datang. Ia terpesona meihat Daisy yang berdiri membelakanginya di pinggir jendela. Saat pandangan mereka bertemu, tak ada bahasa yang mampu menerjemahkan dalamnya rindu. Yang terucap hanyalah: senang bertemu denganmu.
Suasana masih canggung saat Nick menghidangkan teh. Demi member mereka privasi, Nick berpura-pura hendak pergi ke kota. Padahal, ia hanya berdiri di bawah pohon di depan rumahnya. Di tengah guyuran hujan, ia menyadari dalam satu musim ini, ia harus menjaga dua rahasia. Satu, Tom dan Myrtle, sekarang Daisy dan Gatsby. Ternyata dunia ini tidak telalu luas, Kawan. Setelah agak lama, Nick memutuskan untuk kembali ke rumah. Di dalam sana, Daisy dan Gatsby sedang duduk berhadapan, mengobrol dengan mesra. Nick mengganggu mereka dengan suara barang-barang, tak digubris. Akhirnya, ia pun mendekati mereka dengan mengatakan bahwa di luar hujan sudah reda.








Gatsby ingin menunjukkan sesuatu, yaitu rumah Buchanan, yang terlihat dari seberang. Daisy terkesima, dan bertanya di mana Gatsby tinggal. Gatsby mengajak Daisy, dan Nick, untuk berkunjung ke rumahnya. Kali ini, menikmati rumah indah di siang hari. Mereka melihat taman, ruangan-ruangan, main di pantai pribadi, main golf mini, hingga ketika Gatsby menunjukkan koleksi gaun perempuan yang ia miliki, Daisy menangis. Entah benar itu gaun pemberian, atau memang ia koleksi untuk ia berikan pada Daisy suatu hari. Nick melihat kerinduan dan cinta yang terpendam selama lima tahun di wajah Daisy. Tapi, Daisy tak pernah mengungkapkannya kala itu. Gatsby bercerita tentang cahaya suar hijau di dermaga depan rumah Daisy, yang selalu ia lihat setiap malam. Tanpa mengatakan bahwa biasanya cahaya itu ia sentuh, seolah menggapai Daisy di tangannya. Nick mengganggu kemesraan mereka dengan menanyakan foto-foto di ruangan itu. Ia penasaran, yang manakah orang tua Gatsby.




Suasana penuh cinta semakin terasa, saat Gatsby menunjukkan pada Daisy, kumpulan berita, foto dan surat yang pernah ia terima dari Daisy. Semacam scrapbook yang sangat cantik. Daisy teperkur melihatnya. Nick mulai merasa ada yang salah dengan pertemuan ini. Apalagi ketika ia memperhatikan Gatsby bicara dengan nada kasar di telepon, padahal biasanya ia sangat santun. Kilpsringer memcahkan kekakuan suasana dengan musiknya yang menghentak. Mereka bertiga langsung menghambur ke aula dansa dan menari sepuasnya. Gatsby hanya menyaksikan sambil mengingat kenangan manis dirinya dan Daisy. Music yang menghentak berhenti, Gatsby berdansa berpelukan dengan Daisy. Nick kini menyadari, bahwa Gatsby tak hanya ingin memeluk Daisy, tapi juga mempuanyai rencana besar untuk merebutnya kembali.
Nick mengetahui sebuah rahasia, bahwa yang diceritakan tentang Gatsby selama ini adalah bohong belaka. Dia bukan pewaris keluarga kaya. Nama aslinya adalah James Gatz. Orang tuanya hanyalah petani yang miskin. Sejak kecil, ia punya impian besar. Ia yakin akan menjadi orang yang sangat sukses. Maka, ketika berumur enam belas tahun, ia melarikan diri dari rumah. Di perjalanan, ia menemukan sebuah kapal yang hampir karam. Ia menyelamatkan kapal itu beserta kaptennya, seorang pelaut kaya pemabuk bernama Dan Cody. ia bekerja di kapal itu, belajar banyak hal dan mendapatkan kasih sayang dari pemiliknya. Ia sempat berharap akan mewarisi kekayaan Dan Cody. Tapi, setelah Dan meninggal, kekayaannya diambil secara curang oleh keluarganya. Gatsby memang jatuh miskin kembali, tapi ia sudah belajar sopan santun kalangan atas, jadi, tak sampai musim panas berikutnya, ia adalah legenda. Banyak orang penasaran dari manakah uangnya berasal. Investasi, pesta-pesta itu, tetaplah misteri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar