Kediaman keluarga Warren.
Judy, putri mereka, membeli sepasang kalung berliontin foto. Satu yang berisi foto dirinya, ia serahkan ke ibunya, sedangkan yang berisi foto ibu dan ayahnya ia pakai sendiri. Lorraine sangat bahagia menerima kalung itu dan memakainya dengan senag hati. Sambil memikirkan kasus keluarga Perron yang ia hadapi, ia memilin-milin leontinnya, seolah aka nada kejadian tentang liontin itu nanti. Tiba-tiba, Ed mengejutkannya dengan mengatakan bahwa ada yang aneh dengan rekaman yang ia buat tadi di rumah keluarga Perron. Ed memperdengarkan rekaman itu pada Lorraine. Memang aneh. Rekaman itu hanya berisi suaranya sendiri, seolah suara Catheryne Perron terhapus. Ed sudah memeriksanya berulang-ulang, tetap kosong.
Lorraine juga mengemukakan teori yang ia temukan tentang rumah itu. Kasus-kasus yang berhubungan dengan rumah itu, serta beberapa fakta lainnya. Tiba-tiba, setelah berhenti cukup lama, alat perekam itu menyala dengan sendirinya. Suara Ed yang terdengar masih sama seperti tadi. Tapi, bukan sunyi yang berlanjut seperti sebelumnya, melainkan suara raungan aneh seperti monster yang marah. Mereka pun memutuskan untuk segera mengadakan penyelidikan pada rumah itu, sambil menunggu persetujuan riual pengusiran setan dari gereja.
Tim investigasi per-hantu-an pun tiba di kediaman Perron. Ada Drew, teman kampus Andrea, juga ada sheriff Brad. Mereka mulai memasang beberapa kamera di kamar dan di ruangan lain, kamera yang dilengkapi sensor perubahan suhu. Kamera juga dipasang di halaman belakang. Saat melewati gudang, Ed melihat sebuah mobil Chevrolet yang seolah terbengkalai. Ternyata rusak, dan Ayah belum sempat untuk memperbaikinya, sebenarnya, tidak bisa. Ayah bingung mengapa harus memasang kamera di halaman belakang. Dan jawaban Ed membuatnya tersentak hingga otomatis mendongak ke dahan persis di atasnya.
Sementara itu, Lorraine berbicara tentang hal-hal spiritual dengan ibu. Ia menebak bahwa foto yang ibu pegang sekarang adalah foto kenangan paling berharga dari keluarga mereka. Ibu mengiyakan. Sepertinya, Lorraine tahu akan terjadi sesuatu pada anak-anak di rumah itu, juga pada ibu. Drew sedang melakukan pendekatan pada Andrea dengan kisah alat sinar UVnya. Di luar, terdengar suara-suara seperti gedoran. Otomatis mereka semua mendekati sumber suara. Dari toilet di seberang dapur. Ternyata, saat pintu di buka, keluar petugas Brad. Oh, ada sisi humor yang terselip akhirnya.
Drew dan Ed mempersiapkan amplifier untuk ruangan kamar Andrea. Mereka memastikan bahwa suaranya sudah cukup jernih terdengar. Setelah semua beres, drew tetap di ruang kendali, Ed turun untuk memasang beberapa salib mungil dan menyipratkan air suci ke sekeliling rumah itu. Ia mengatakan, symbol keagamaan akan lebih cepat memancing reaksi para hantu. Terbukti, beberapa saat kemudian, ruang bawah tanah pintunya terbuka sendiri. Kamera di depannya otomatis memotret. Ed mengajak kru nya untuk turun ke ruang bawah tanah itu.
Mereka mulai merekam banyak hal di dalam sana, tapi tak ada hantu yang menampakkan diri, atau bahkan menyapa. Lorraine tertunduk di sebuah pojokan di bawah tangga. Ia merasakan ada sesuatu pernah terjadi di titik itu. Karena tidak ada apapun, mereka pun keluar. Saat di tangga, Ed merasa ada yang mengikuti. Ia pun spontan menengok, diikuti oleh sorot kamera. Tak ada apapun. Saat hendak menutup pintu, tiba-tiba pintu itu terbanting sendiri dari dalam, seolah meminta mereka menjauhi tempat itu.
Drew mengejek Brad yang tadinya tidak percaya takhayul tapi ketakutan saat pintu itu terbanting tadi. Brad tetap menyangkalnya. Ia membela diri dengan mengatakan lebih mempercayai jam di depannya yang sudah lewat semenit dari jam keramat pukul 03.07, tanpa kejadian mengerikan apapun. Sepertinya tidak ada yang tidur malam itu.
Paginya, mereka sarapan bersama. Ibu membuatkan pancake untuk mereka semua. Suasana rumah itu jadi lebih hangat, tak lagi menyeramkan. Ibu merasa mengantuk sekali dan berpamitan untuk tidur. Ed mendukung hal itu. Ibu pun naik ke atas untuk tidur, mungkin karena di ruang tengah terlalu banyak orang. Tapi, sepertinya, ibu tidur di kamar Andrea. Pilihan buruk sepertinya. Lorraine sedang menjemur beberapa kain di halaman belakang, ketika tiba-tiba angin bertiup kencang dan dingin. Ayunan di beranda bergerak-gerak. Awan hitam bergulung-gulung di langit, seolah menyentuh ujung pepohonan dan menggoyangkannya. Lorraine mendapatkan firasat yang tidak enak. Ia hendak mengangkat jemuran karana sepertinya akan turun hujan. Saat hendak mengambil kain putih, kain itu malah terbang ke jendela laintai atas, dan menyibakan pemandangan mengerikan di jendela palong ujung, tempat ibu tidur. Di jendela itu, berdiri sesosok berambut panjang, berpakaian serba putih, yang langsung menghilang. Lorraine langsung berlari untuk memeriksa.
Di kamar itu, ternyata kejadiannya lebih mengerikan lagi. Ibu yang sedang tidur, tiba-tiba tangannya memar membekas jari-jemari seolah ada yang mengcengkeramnya dengan sangat kuat. Tapi ibu sepertinya tak merasakan apa-apa. Dari samping ibu, muncul makhluk mengerikan yang tadi di jendela. Ibu terbangun dan terkejut setengah mati. Makhluk itu memuntahkan cairan seperti darah ke mulut ibu (euhhh… disgusting). Ibu pun tersedak, bangun dan muntah-muntah. Ia masih muntah di kamar mandi saat Lorraine tiba di kamar itu. Tapi, ia berkata tidak ada apa-apa saat Lorraine bertanya apakah ia baik-baik saja. Lorraine merasakan ada yang aneh. Pasti ada yang salah, pikirnya. Karena, ibu menghindar saat ia menanyakan apakah ia melihat sesuatu di kamar itu.
Anak-anak baru pulang dijemput ayah dan Drew. Ayah terkejut melihat Ed sedang memperbaiki Chevi nya. Ayah berterima kasih pada Ed karena bersedia membantu keluarganya. Ed pun bercerita bahwa harusnya ia tak melakukan ini. Ia khawatir aka nada kejadian buruk lagi seperti saat ia menangani lelaki latin yang keluar salib dari perutnya. Istrinya sepertinya mengalami hal buruk saat itu, karena setelahnya ia mengurung diri di kamar, tak mau makan, tak mau keluar. Tapi, kali ini istrinya yang memaksa untuk membantu keluarga Perron, jadi ia akan melakukan dengan sebaik-baiknya.
Malam harinya, mereka semua berkumpul. Brad dan Drew mengawasi alat perekam suara. Brad menawari mengambilkan air minum untuk Drew, karena kebetulan ia juga akan mengambil di dapur. Di sana, Brad seperti melihat seseorang berkeliaran di beranda. Ia pun memeriksanya, dan ternyata hanya angin. Tapi kemudian, di ujung lorong, setelah agak ketakutan dari luar, ia melihat sewujud perempuan berkostum pelayan zaman dulu. Pelayan itu menunjukkan lengannya yang tersayat-sayat. Ia pun mengejarnya karena penasaran. Ia memanggil Ed untuk meminta bantuan karena wanita itu menghilang, kemudian ada kekuatan tak terlihat yang menariknya.
Saat sedang mencari-cari hantu wanita itu, kamera di beberapa tempat menjepretkan lampu flashnya. Ada makhluk astral bergerak. Mereka pun menyusul sesuai gerak kamera. Ternyata Cindy, yang naik ke lantai atas dalam kondisi tidur berjalan, memasuki kamar Andrea, dan pintu terkunci setelahnya. Brad dan ayah berusaha mendobrak pintu, sementara Ed dan Drew mendengarkan suara dari dalam kamar itu untuk mengetahui apa yang terjadi. Saat pintu terbuka, tak ada siapa-siapa. Drew memastikan ke mana Cindy menghilang dari suara yang ia dengar. Ke dalam lemari. Tapi di lemari tidak ada. Ed meminta Drew untuk mengambil lambu sinar UV. Terlihat jejak Cindy saat lampu dipadamkan dan sinar UV dinyalakan. Jejak yang terlihat lewat sinar UV itu menunjukkan Cindy memasuki lemari. Ada jejak yang menunjukkan Cindy memasuki bagian belakang lemari, entah bagaimana caranya karena tak ada lubang atau pintu apapun di bagian belakangnya.
Mereka menyalakan lampu dan menemukan sebuah pintu geser. Ed menggesernya dan mendapati sebuah lubang kecil di pojok lemari. Ia mengintip ke dalamnya dan menemukan Cindy tidur di pojokan ruang panel. Sistem rumah kayu di sana agak rumit ya sepertinya karena selalu ada sisa ruang sekitar berapa senti antar panel. Pantesan dulu ada berita ditemukannya ular piton di sela-sela panel dinding itu. Ed mengeluarkan Cindy dan ayah membopongnya kembali ke kamar. April yang melihat hal itu, mengatakan pada Lorraine kalau di lubang itulah biasanya Rory bersembunyi.
Lorraine pun memutuskan untuk memeriksa tempat itu. Banyak sarang laba-laba dan mainan anak-anak di lorong sempit itu. Ed memberikan kotak music milik Rory pada Lorraine. Ia meletakkan kotak music itu di rak dan melihat ada sebuah tali besar di bawah rak. Ia mengulur tali itu dan tiba-tiba terperosok ke dalam ruang bawah tanah. Ed mencari dan menggedor-gedor papan di seluruh penjuru rumah. Lorraine jatuh tertelungkup di ruang bawah tanah yang gelap dan dingin. Matanya mengerjap menyesuaikan diri. Ia ketakutan saat menyadari di mana dirinya berada. Ia mengambil lampu senter, mengamati sekelilingnya dan semakin ketakutan. Di depannya, kotak music yang tadi ia bawa terbuka tutupnya. Ia pun memainkan kotak music itu, sekalian memanggil Rory sepertinya.
Terdengar suara tangisan seorang wanita di belakangnya, dan muncul sosok hantu wanita tua dari bayangan di cermin kotak music. Hantu itu gendut dan berpakaian kuno. Saat Lorraine menengok untuk melihat lebih jelas, hantu itu menghilang, untuk kemudian muncul mengejutkan persis di depan wajahnya. Sama seper ti hantu pelayan yang mengganggu Brad, hantu wanita gendut itu juga mengatakan hal yang sama: “Dia yang membuatku melakukan ini”. Hantu gendut itu malah menunjukkan wajah ketakutan. Ada suara gemeretak seperti gantungan di belakang Lorraine. Spontan ia menoleh. Ia menunduk memeriksa berbagai sudut. Dengan cara yang lebih mengejutkan, muncul sepasang kaki tergantung berayun-ayun di depannya. Lorraine mengamati kaki yang tiba-tiba berhenti berayun dan berbalik posisi menghadapnya.
Wajah hantu itu menampakkan diri. Ternyata sama dengan hantu yang muncul di atas lemari Andrea. Hantu Batsyeba. Hantu itu mengejarnya. Lorraine berusaha lari dan mencari-cari pintu keluar dari ruang bawah tanah. Ed mendengar jeritan Lorraine dan akhirnya tahu keberadaannya. Ia ke pintu ruang bawah tanah dan membukanya. Lorraine menuju ke tangga menuju pintu. Ada kekuatan yang menarik kalungnya. Kalung itu tersangkut di selasar tangga saat ia keluar. Lorraine tidak sadar kalungnya tertinggal. Ia begitu ketakutan. Kalung itu di shoot khusus seolah menandakan sesuatu. Tuh kan… pasti ada hubungannya kalung itu dijadikan cerita di awal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar