Sabtu, 06 Juli 2013

Life of Pi part 1






Mengalun merdu suara Jayashri melantunkan Pi’s Lullaby.
Di sebuah kebun binatang yang hijau dan teduh, seekor jerapah sedang menikmati sarapan dedaunan yang segar. Kekhusyukan makannya tak terganggu sedikitpun oleh datangnya seekor rubah kecil  dari balik semak-semak. Di tempat lain, seekor sloth yang sedang bergantungan di cabang pohon, merasa terusik oleh kepak sayap burung penghisap madu yang super cepat. Segerombolan flamingo meriakkan air kolam berdinding lukisan kereta gajah kerajaan beserta para penumpangnya (siapa pernah ke kebun binatang di Taiwan ini hayyyooo? Ada lukisan ala indianya nggak? Kalau nggak berarti ini properti, hehehe). Beberapa ekor kambing sedang mejeng di depan kandang mereka, ini kambingnya asli, mereka memandangi seorang pekerja kebun binatang yang tengah tidur karena semalaman menjaga buah nangka di sampingnya, hehehe. Seekor monyet hitam duduk di atas batu, beberapa ekor zebra, sekelompok burung nuri di sangkar, babi hutan berlarian, beruang madu atraksi, gajah jalan-jalan, babi yang balapan makan dengan pygmy hipo, ular yang merayap sambil hujan-hujanan, seekor macan tutul dari balik pagar besi, tapir yang sedang berendam, kijang berlarian, burung rangkong dan beberapa burung dan itik bersantai di pinggir kolam, monyet hidung terong (namanya apa sih?) sedang menyentuh-nyentuh hidungnya, badak yang malu dan sembunyi di gua dinding batunya, monyet hitam yang tadi, sekarang bergelantungan di pohon, terakhir, tokoh utama kita, harimau Benggala, yang hanya ditampilkan bayangannya saja di kolam berdaun teratai yang lebar, yang sudah diduduki seekor burung mungil berbulu merah. Kesemuanya itu adalah adegan pembuka film ini. Pemandangan yang sungguh indah dan menyejukkan mata, plus, menyejukkan hati karena diiringi lagu yang merdu mendayu-dayu.

Seorang penulis (Rafe Spall), kita sebut saja Yann Martell ya, soale di film gak ada namanya. Mengunjungi seseorang di Montreal, Kanada, bernama Pi Patel (Irfan Khan). Ia ingin membuat sebuah cerita bertemakan tempat-tempat eksotis, dan ia memilih India karena biaya hidupnya lebih murah dibandingkan di spanyol. Sudah jauh-jauh datang ke India, ia diberitahu temannya, Francise Patel (yang kebetulan paman Pi), bahwa ada seseorang di tempat Yann berasal, yaitu Kanada yang bisa memberinya cerita yang begitu hebat.



Yann menanyakan asal muasal kehidupan Pi sebelum pindah ke Kanada. Pi bercerita, ia adalah seorang pengantar pesan untuk seorang ahli herpetologist yang sedang meneliti biawak Benggala di kebun binatang tempat ia lahir dan dibesarkan. Ayahnya pemilik kebun binatang itu, meski hanya hewan-hewannya saja. Tanah kebun binatang itu milik Negara, daerah Pondicherry, India. Dulu dibilang kembarannya perancis karena tata letak kotanya yang dekat dan langsung menuju laut.




Nama Pi yang unik, membuat Yann bertanya-tanya tentang sebab musababnya. Yann pikir, pasti ayahnya Pi penyuka matematika sampai-sampai anaknya dinamai rumus jari-jari lingkaran. Pi menjawab, hampir seperti itu. Tapi sebenarnya, namanya diambil dari sebuah nama kolam renang di perancis, yaitu Piscine Molitor. Jadi, nama lengkapnya adalah Piscine Molitor Patel. Pamannya yang mengusulkan nama itu. Ia suka sekali menjajal kolam renang kemanapun ia pergi. Kolam renang Piscine Molitor lah tempat yang paling ia kagumi. Airnya begitu bening hingga seolah layak diminum (dan divisualkan dengan sangat bening. Lihat kan? Langit saja terlihat jelas dari bawah air saking beningnya.  Untuk adegan singkat di kolam renang ini, kostumnya yang berjumlah 81, semuanya rancangan khusus). Menurut pamannya, jika ayahnya ingin anak lelakinya ini berhati jernih, maka namai saja dengan nama itu (hahaha, kadang, menurut orang tua anaknya sudah diberi nama sesuai dengan doa dan harapan, tapi ada beberapa nama yang jika diplesetkan memang bisa jadi sangat meresahkan tumbuh kembang anak itu). Pamannya pulalah yang mengajari Pi hingga mahir berenang. Paman Pi bilang, kemasukan air saat berenang tidaklah berbahaya, tapi panic, sedikit saja, bisa membunuh. Well, betul juga sih. Tidak hanya berenang, dalam situasi apapun, panik hanya akan merusak suasana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar